Selasa, 10 Juli 2012

Seorang Kakek Menjambret Demi Anak



HARJAMUKTI, (FC). – Terhimpit masalah ekonomi seorang kakek terpaksa menjambret di pasar Harjamukti, Minggu (29/4), dan kini tengah meringkuk di tahanan polsek Seltim Kota Cirebon.
Sudir (50), merampas paksa dompet seorang ibu rumah tangga yang baru saja pulang berbelanja. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 09.00 pagi saat pasar tengah ramai dipenuhi pengunjung yang sedang berbelanja.
Saksi mata yang bernama Ela pemilik kios sayuran menuturkan, ketika korban tengah berbelanja tiba-tiba menyadari bahwa dompetnya telah raib entah kemana.
Saksi yang kebetulan melihat kejadian tersebut memberitahukan kepada Darminah (45) kalau dirinya mencurigai dua orang yang tadi kebetulan ada di kiosnya.
“Saya curiga terhadap dua orang yang sedari tadi menawar sembako di kios, setelah tahu Ibu Darminah kehilangan dompet, akhirnya dia mengejar kedua orang tadi,” ujarnya.
Korban akhirnya mengejar pelaku dan berhasil mencegah kaburnya Sudir, dirinya mendapati dompet maupun handphone miliknya ada di tangan tersangka setelah menggeledahnya di tempat kejadian namun seorang wanita yang diduga teman aksi kakek anak delapan itu berhasil kabur.
Warga Kepongpongan ini hanya mengalami kerugian materi, karena uang Rp. 550 ribu di dompetnya berhasil dibawa kabur oleh pelaku yang kini masih buron.
Kapolresta Cirebon, AKBP Asep Edi Suheri, melalui Kapolsek Seltim, AKP Sutisna menjelaskan, timnya masih melakukan pengejaran terhadap pasangan tersangka yang diduga adalah istrinya.
“Saat ini kami masih mencari keterangan tentang identitas dari pelaku yang berhasil kabur ini. Kami himbau untuk seluruh masyarakat agar tidak menggunakan atau membawa barang yang berharga secara berlebihan. Mengingat maraknya aksi penjambretan,” katanya pada Fajar Cirebon saat ditemui diruangannya, Rabu (2/5).
Menurut pengakuan tersangka, dirinya melakukan aksi tersebut terpaksa karena harus menanggung biaya hidup kedelapan orang anaknya, diduga aksi ini ia lakukan tidak seorang diri.
“Saya melakukan ini untuk membiayai anak-anak, karena anak banyak kebutuhanpun semakin banyak pula, berhubung penghasilan sebagai buruh tani tidak mencukupi mau tidak mau ya harus begini,” akunya saat dimintai keterangan oleh Fajar. (Rohman/job)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar