HARJAMUKTI,
(FC). – Terhimpit masalah ekonomi seorang
kakek terpaksa menjambret di pasar Harjamukti, Minggu (29/4), dan kini tengah
meringkuk di tahanan polsek Seltim Kota Cirebon.
Sudir (50), merampas paksa dompet seorang
ibu rumah tangga yang baru saja pulang berbelanja. Kejadian tersebut terjadi
pada pukul 09.00 pagi saat pasar tengah ramai dipenuhi pengunjung yang sedang
berbelanja.
Saksi mata yang bernama Ela pemilik kios
sayuran menuturkan, ketika korban tengah berbelanja tiba-tiba menyadari bahwa
dompetnya telah raib entah kemana.
Saksi yang kebetulan melihat kejadian
tersebut memberitahukan kepada Darminah (45) kalau dirinya mencurigai dua orang
yang tadi kebetulan ada di kiosnya.
“Saya curiga terhadap dua orang yang
sedari tadi menawar sembako di kios, setelah tahu Ibu Darminah kehilangan
dompet, akhirnya dia mengejar kedua orang tadi,” ujarnya.
Korban akhirnya mengejar pelaku dan
berhasil mencegah kaburnya Sudir, dirinya mendapati dompet maupun handphone
miliknya ada di tangan tersangka setelah menggeledahnya di tempat kejadian
namun seorang wanita yang diduga teman aksi kakek anak delapan itu berhasil
kabur.
Warga Kepongpongan ini hanya mengalami
kerugian materi, karena uang Rp. 550 ribu di dompetnya berhasil dibawa kabur oleh
pelaku yang kini masih buron.
Kapolresta Cirebon, AKBP Asep Edi Suheri,
melalui Kapolsek Seltim, AKP Sutisna menjelaskan, timnya masih melakukan
pengejaran terhadap pasangan tersangka yang diduga adalah istrinya.
“Saat ini kami masih mencari keterangan
tentang identitas dari pelaku yang berhasil kabur ini. Kami himbau untuk
seluruh masyarakat agar tidak menggunakan atau membawa barang yang berharga
secara berlebihan. Mengingat maraknya aksi penjambretan,” katanya pada Fajar
Cirebon saat ditemui diruangannya, Rabu (2/5).
Menurut pengakuan tersangka, dirinya
melakukan aksi tersebut terpaksa karena harus menanggung biaya hidup kedelapan
orang anaknya, diduga aksi ini ia lakukan tidak seorang diri.
“Saya melakukan ini untuk membiayai
anak-anak, karena anak banyak kebutuhanpun semakin banyak pula, berhubung
penghasilan sebagai buruh tani tidak mencukupi mau tidak mau ya harus begini,”
akunya saat dimintai keterangan oleh Fajar. (Rohman/job)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar